Bijak Dalam Perbuatan Baik

Ada yang menarik dari langganan di mailinglist motivasi, cetivasi dan resonansi. Beberapa hari lalu Cetivasi mengirimkan email yang berisi cerita kebijakan berjudul Kalejengking. Silahkan diserap maknanya:

Kalajengking

scorpion_1077-01Ada seorang pendeta India yang melihat seekor kalajengking mengambang berputar-putar di air. Ia memutuskan untuk menolong kalajengking itu keluar dengan mengulurkan jarinya, tetapi kalajengking itu menyengatnya.

Orang itu masih tetap berusaha mengeluarkan kalajengking itu keluar dari air, tetapi binatang itu lagi-lagi menyengat dia.

Seorang pejalan kaki yang melihat kejadian itu mendekat dan melarang orang India itu menyelamatkan kalajengking yang terus saja menyengat orang yang mencoba menyelamatkannya.

Tetapi orang India itu berkata, “Secara alamiah kalajengking itu menyengat. Secara alamiah saya ini mengasihi. Mengapa saya harus melepaskan naluri alamiah saya untuk mengasihi gara-gara kalajengking itu secara alamiah menyengat saya?”

Jangan berhenti mengasihi,  Jangan menghentikan kebaikan anda,  Bahkan meskipun ketika orang-orang lain menyengat anda.

(From: Azret Batseba Lutaporu)

Nah hari ini, saya menerima email motivasi lagi isinya hampir sama dengan cerita di atas. Silahkan simak:

Pertapa Muda dan Kepiting

MudCrabScylla_serrataSuatu ketika di sore hari yang terasa teduh, tampak seorang pertapa  muda sedang bermeditasi di bawah pohon, tidak jauh dari tepi sungai.
Saat sedang berkonsentrasi memusatkan pikiran, tiba-tiba perhatian  pertapa itu terpecah kala mendengarkan gemericik air yang terdengar  tidak beraturan.

Perlahan-lahan, ia kemudian membuka matanya. Pertapa itu segera  melihat ke arah tepi sungai di mana sumber suara tadi berasal.

Ternyata, di sana tampak seekor kepiting yang sedang berusaha keras  mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meraih tepian sungai sehingga  tidak hanyut oleh arus sungai yang deras.

Melihat hal itu, sang pertapa merasa kasihan. Karena itu, ia segera  mengulurkan tangannya ke arah kepiting untuk membantunya. Melihat  tangan terjulur, dengan sigap kepiting menjepit jari si pertapa  muda. Meskipun jarinya terluka karena jepitan capit kepiting, tetapi  hati pertapa itu puas karena bisa menyelamatkan si kepiting.

Kemudian, dia pun melanjutkan kembali pertapaannya. Belum lama  bersila dan mulai memejamkan mata, terdengar lagi bunyi suara yang  sama dari arah tepi sungai. Ternyata kepiting tadi mengalami  kejadian yang sama. Maka, si pertapa muda kembali mengulurkan  tangannya dan membiarkan jarinya dicapit oleh kepiting demi  membantunya.

Selesai membantu untuk kali kedua, ternyata kepiting terseret arus  lagi. Maka, pertapa itu menolongnya kembali sehingga jari tangannya  makin membengkak karena jepitan capit kepiting.

Melihat kejadian itu, ada seorang tua yang kemudian datang  menghampiri dan menegur si pertapa muda, “Anak muda, perbuatanmu  menolong adalah cerminan hatimu yang baik. Tetapi, mengapa demi  menolong seekor kepiting engkau membiarkan capit kepiting melukaimu  hingga sobek seperti itu?”

“Paman, seekor kepiting memang menggunakan capitnya untuk memegang  benda. Dan saya sedang melatih mengembangkan rasa belas kasih. Maka,  saya tidak mempermasalahkan jari tangan ini terluka asalkan bisa  menolong nyawa makhluk lain, walaupun itu hanya seekor kepiting,”  jawab si pertapa muda dengan kepuasan hati karena telah melatih  sikap belas kasihnya dengan baik.

Mendengar jawaban si pertapa muda, kemudian orang tua itu memungut  sebuah ranting. Ia lantas mengulurkan ranting ke arah kepiting yang  terlihat kembali melawan arus sungai. Segera, si kepiting menangkap  ranting itu dengan capitnya. “Lihat Anak Muda. Melatih mengembangkan  sikap belas kasih memang baik, tetapi harus pula disertai dengan  kebijaksanaan. Bila tujuan kita baik, yakni untuk menolong makhluk  lain, bukankah tidak harus dengan cara mengorbankan diri sendiri.  Ranting pun bisa kita manfaatkan, betul kan?”

Seketika itu, si pemuda tersadar. “Terima kasih, Paman. Hari ini  saya belajar sesuatu. Mengembangkan cinta kasih harus disertai  dengan kebijaksanaan. Di kemudian hari, saya akan selalu ingat  kebijaksanaan yang Paman ajarkan.”

Pembaca yang budiman,  Mempunyai sifat belas kasih, mau memerhatikan dan menolong orang lain adalah perbuatan mulia, entah perhatian itu kita berikan kepada  anak kita, orangtua, sanak saudara, teman, atau kepada siapa pun.  Tetapi, kalau cara kita salah, sering kali perhatian atau bantuan  yang kita berikan bukannya memecahkan masalah, namun justru menjadi  bumerang. Kita yang tadinya tidak tahu apa-apa dan hanya sekadar  berniat membantu, malah harus menanggung beban dan kerugian yang tidak perlu.

Karena itu, adanya niat dan tindakan berbuat baik, seharusnya diberikan dengan cara yang tepat dan bijak. Dengan begitu, bantuan  itu nantinya tidak hanya akan berdampak positif bagi yang dibantu,  tetapi sekaligus membahagiakan dan membawa kebaikan pula bagi kita  yang membantu.

Salam sukses luar biasa!!!
Andrie Wongso

Sumber: Pertapa Muda dan Kepiting oleh Andrie Wongso

Ketika aku membaca cerita Pertapa Muda dan Kepiting oleh Andrie Wongso, aku teringat dengan cerita Kalejengking oleh Azret Batseba Lutaporu. Kesannya saling berbalas. Ya kebetulan yang kebetulan.

7 thoughts on “Bijak Dalam Perbuatan Baik

  1. putri eka jaslinda

    jika bercinta biarlah dengan hati yang penuh sarat dengan rindu pasti cinta mu akan membuah kehangatan yang tak terkira jika bercinta biarlah dengan sayang yang tak pernah kurang pasti cinta mu seperti tak pernah cukup dan kamu ingin terus mengejarnya sehingga kamu berjaya memperolehinya jika bercinta biarlah ada rasa perikemaknusiaan pasti kamu tak akan dan tak mungkin melukai dan mengecewakanya

  2. torasham

    bagus banget critanya mas…
    ayo semangat, bikin lagi crita kehidupan yang bagus-bagus lagi, biar kita bisa bikin blogrol-nya…
    mampir ditempatku jg mas. trims

  3. rifki

    waktu membaca tentang kisah kalajengking, saya berfikir mengapa pertapa tidak belajar dari pengalamannya untuk menggunakan alat, sehingga niat baiknya tercapai dan dia pun tidak tersakiti..
    ternyata ada kisah kepiting setelahnya..

    sebaiknya kisah kepiting saja yg disebarluaskan..

  4. ling

    yup..setuju dgn rifki, sebaiknya kisah kepiting saja yang disebarluaskan, karena bersikap baik dan welas asih juga harus disertai dengan sikap bijak.

  5. henny cut

    wah, luar biasa sekali ceritanya…..inspiring bgt!!!!

    hebat…hebat…two thumbs up for you!

    hehe. thanks

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>