Tag Archives: Realita

Jabatan Atau Gaji

Jabatan atau gaji, selalu menjadi perdebatan seru. Waktu aku mau jilid buku, aku ngobrol dengan tante yang jaga toko. Tokonya sepi, sepi sekali, ngobrol hampir 3 jam hanya ada 1 pelanggan fotokopi.

Aku baru disadari oleh cerita tante itu, tante itu bercerita tentang anak-anaknya. Salah satu anaknya kuliah di pariwisata. Sebelumnya anaknya kuliah di sana, semua orang menentang dan bilang kalau nantinya akan jadi pesuruh ini itu di hotel atau di restoran (pelayan). Kenyataannya dia menjadi supervisor yang wow dan menjadi buruan restoran papan atas. Continue reading

Hidup

Mungkin pernah kita bertanya, untuk apa kita hidup, untuk apa kita bertahan hidup, toh nantinya aku, kamu, dia, semua orang akan mati, mati, mati, membusuk dimakan cacing.

Karena nyawa telah ditiupkan ke tubuh ini sehingga bisa bergerak, berrasa, dan berpikir, maka kita harus hidup seperti yang telah ditetapkan. Kita harus hidup karena kita memang hidup dan layak hidup. Tapi hidup macam apa yang ingin kita hidupi? Continue reading

Album Kenangan Kehidupan

Sambil kupejamkan mata aku mendengarkan bait demi bait lagu Klymaxx yang baru saja aku download. Meski belum pernah mendengarkan sebelumnya tapi rasanya telinga ini tak pernah berbohong, hampir kurasakan koleksi laguku yang telah ku nikmati memiliki ketukan dan beat yang hampir hampir mirip, khas beat 80an. Tak seperti biasa, hari hari terakhir ini aku merasa cengeng, tak terasa mataku berkaca kaca. Lagu lagu lama itu telah membawa anganku kembali ke masa lalu, seakan ku dituntunnya untuk melongok lagi ke belakang. Tak sadar aku telah membuka album kenangan lamaku.
Continue reading

Lajang tetapi bukan jalang

Kapan Kawin? Kapan Kapan

Begitulah bunyi sebuah tagline iklan rokok yang sedang marak menghiasi televisi dan sepanjang jalan di Jakarta. Divisualisasikan oleh Agus Ringgo dengan tampang uniknya menjadi pelengkap kekonyolan. Iklan yang menggelitik dan satire yang menertawakan pada kehidupan mengajak untuk menikmati kehidupan.
Continue reading

Tanah Terjarah

Tanah Airku Indonesia
Negeri Elok Amat Kucinta
Tanah Tumpah Darahku Yang Mulia
Kan Kupuja Spanjang Masa …

Sepenggal syair lagu Rayuan Pulau Kelapa yang sudah jarang diperdengarkan, kecuali pada waktu peringatan Ulang Tahun Republik ini. Ungkapan hati dari seorang Ismail Marzuki yang mewakili bangsa ini akan kecintaannya pada Indonesia. Negeri yang kaya, Gemah Ripah Loh Jinawi. Negeri yang dipertahankan sampai dengan titik darah penghabisan untuk mempertahankan sejengkal tanah demi Merah Putih.
Continue reading

Uang Itu Penting, Waktu Lebih Penting

Kadang kita sering mikir kalau kita bisa melakukan sesuatu kenapa harus suruh orang lain lakukan. Seperti pekerjaan rumah tangga, mencuci, menyapu, dan lain-lain. Kita mengerjakan sendiri karena ingin menghemat uang. Benar uang yang dapat dihemat jumlahnya lumayan, bisa mencapai beberapa ratus ribu. Tapi pernah kereta kritis melintas dipikiran anda bahwa apa yang dilakukan itu sebenarnya membuang sesuatu yang lebih berharga dari uang? Continue reading

Masih Banyak Ikan Di Lautan

Ada orang yang sering mengatakan “Masih banyak ikan di lautan” sebagai kiasan kalau di luar sana masih banyak cowok/cewek untuk kita pilih jadi pasangan hidup. 101% aku tidak setuju. Kata-kata itu hanya untuk menghibur diri.

Ada dua tipe orang yang bisa mengatakan “Masih banyak ikan di lautan”. Tipe pertama, orang ini tidak serius waktu mengatakan kata-kata itu, bercanda, untuk menghibur hati. Tipe kedua, orang yang belum mengenal arti cinta sejati. Cinta itu banyak tapi yang mana yang sejati? Can he/she tells you? Makanya “Masih banyak ikan di latuan”.

Temanku pernah berkata ketika hendak menikah, “Katanya diluar banyak cewek, kenapa aku membutuhkan 34 tahun untuk menemukan dia?”